Sajak untuk adikku , marilah
dik, kau berteleku di pinggir syurga dan pesta
pada menanti mimpi....
segalanya akan sepi , sepi
di kamarmu
cahaya pelita dan bayang sendiri menyapa
menggigil pun jangan .....
besok ada pagi , ada pagi
memang bisa , dik
kesuraman sepanjang malam memperkelam harap
dan besok....
malam pada bening bulan menyeramkan
kumpul kuntum-kuntum putih anugerah bonda
dan wujudmu selamanya bukan jerami
wahai,jiwamu yang terpanggang
segalanya hakikat tersembunyi
tersangkut di langit hati
kulihat dalam bening matamu
lagu-lagu sunyi menyongsang
untukmu sebuah obor akan kupasang
biar menerangi
didepanmu jalan
dan esok ada hari , ada hari
di kota hidup , hai adik
bukan kebisuan yang menyetankan
kini sorak dan sorai penambang perhitungan
Rustam A.Sani
Kuala Lumpur 1961